PengaLaman Berpuasa

Sunday, September 13, 2009

AssaLamuaLaikum

wah . . kapan ya .? udah Lama banget kayaknya . pertama kaLi saya berpuasa saat masih TK (hebat juga ternyata saya . hhe .) mungkin, saya beLajar berpuasa tidak seperti anak-anak yang Lain . setengah hari katanya . tapi saya beda . saya beLajar Langsung satu hari penuh seLama sebuLan . waLaupun ada boLong-boLongnya . hhe .

udah Lah . segitu aja duLu . waktunya udah mau habis . soaLnya ini cuma peLatihan . (waLaupun saya udah terLaLu jago daLam nge-BLog . hho .)

WaaLaikumsaLam

Panggil Aku John

Monday, February 9, 2009

Seorang manager di sebuah perusahaan melihat ada seorang pegawai baru. Lalu dia menyuruh pegawai baru itu untuk datang ke ruangannya.

"Siapa namamu?", adalah pertanyaan pertama yang diajukan manager pada pegawai baru itu. "John", jawab si pegawai.

Manager tampak marah, "Dengar...aku nggak tahu tempatmu seperti apa dulu kamu bekerja, tapi aku tidak memanggil karyawanku dengan nama depan mereka. Itu melanggar etika dan akan menjatuhkan martabat. Aku hanya akan memanggil pegawaiku dengan nama keluarganya seperti ... Smith, Jones, Baker... Mengerti, ya? Para karyawan di sini memanggilku Mr. Robertson. Nah, karena sekarang masalahnya sudah jelas, katakan siapa nama keluargamu?"

Pegawai itu dengan mengeluh menjawab, "Darling. Nama lengkap saya adalah John Darling."

"Saya setuju, saya panggil kamu John saja........"

Kisah Tiga Ekor Monyet

Ada seorang bule (kelihatannya turis dari Belanda) ingin membeli seekor monyet (mungkin akan dibawa ke negaranya sana), maka pergilah ia ke pasar, karena dipasar itu ada yang menjual monyet. Disitu ia ketemu dengan penjual monyet seorang Betawi, yang sedang menjual tiga ekor monyet. Monyet-monyet itu terdiri dari monyet besar, monyet sedang dan monyet kecil. Bule itu kemudian menawar monyet yang besar dengan bahasa Indonesia yang agak belepotan dan agak gagap.

"Berapa harga monyet yang itu bang?", Kata bule itu sambil menunjuk monyet yang besar.

"Oh yang besar itu itu harganya 1 juta rupiah tuan", Jawab si abang.

"Lho kok mahal sekali bang?", si bule bertanya agak menyelidik.

"Oh tentu saja tuan, monyet itu bisa menari", Jawab si abang

"Oh, bagus sekali ya!", timpal si bule. "Kalo yang sedangnya, berapa harganya bang?", lanjut si bule bertanya.

"Oh itu lebih mahal tuan,1,5 juta rupiah", kata si abang menjelaskan.

"Lho kok lebih mahal bang ?", protes bule itu.  "Oh iya tuan, selain bisa menari dia juga bisa menyanyi", kata si penjual monyet. Bukan main kagumnya bule tersebut. Untuk menghemat biaya maka si bule menawar  monyet yang kecil.

"Kalo begitu saya ingin beli yang kecil saja deh bang" kata bule berharap.

"Oh kalo yang kecil itu harganya 2 juta rupiah tuan", kata si penjual agak sombong.

"Lho kok lebih mahal lagi bang? Emangnya dia bisa apa saja sih?" kata bule itu ingin tahu. "Oh kalo yang itu saya tidak tahu bisa apa saja dia itu" kata penjual monyet.

"Lho, kenapa harganya kok paling mahal?", Tanya si bule minta penjelasan.

Dengan tenang si penjual menjawab: "Yang saya tahu kedua monyet yang lebih besar ini memanggil boss kepadanya."

"Haaah..........".

Ajal Yang Tertunda

Seorang penjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja dikepung sekelompok orang-orang primitif yang haus darah. "Oo... Tuhan matilah aku", gumamnya.

Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya dan terdengar suara menggema :"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu".

Si penjelajah itu pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga hingga ia mati seketika.

Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika 100 orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya terbunuh.

Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema: "Nah, sekarang... baru ajalmu tiba anakku....".

 
Ksatria's WEBLOG. Design by Pocket